Selasa, 18 Oktober 2016

PEMBUNUH TERSEMBUNYI


Bagi penggemar makanan ala Barat seperti 'fast food', waspadalah. Karena, di balik kelezatan makanan tersebut mengintai kandungan lemak trans yang tinggi merupakan pembunuh tersembunyi atau 'secret killer'.

Lemak trans bernama asli Trans Fatty Acids (TFA) itu, dianggap sebagai biang keladi meningkatkan kolesterol darah secara bertahap dan meyakinkan. Padahal, kolesterol darah yang tinggi, dinilai sebagai pemicu aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Aterosklerosis menjadi pilar utama komplikasi hipertensi akibat proses kerusakan menahun pada permukaan sisi dalam pembuluh nadi.

Kerusakan itu, salah satunya berawal dari terpaan kontaminasi zat radikal bebas, yang berasal dari hasil metabolisme dan oksidasi lemak tubuh. Secara bersama-sama, dengan LDL kolesterol (kolesterol jahat) tinggi dan trigliserida (lemak darah), membentuk plak.

Selain dipengaruhi oleh lemak trans, kolesterol darah yang tinggi sebetulnya juga disebabkan oleh konsumsi lemak jenuh (lemak cis) yang berlebih, terutama berasal dari menu makanan sehari-hari. Namun, lemak trans sangat berperan cukup penting dalam meningkatkan kolesterol darah secara progresif.

Lemak trans mulai populer, sejak ditemukan kasus dalam penelitian gizi (diet) oleh beberapa peneliti pada tahun 80-an. Penelitian dan pengamatan dilakukan terhadap konsumsi lemak jenuh orang Skandinavia dan Amerika Serikat. Hasilnya, konsumsi lemak trans yang lebih tinggi pada orang Skandinavia, secara nyata meningkatkan penderita jantung koroner.

Isu mengenai lemak trans kembali marak, setelah Badan Pengawasan Makanan dan Obat Amerika Serikat (US-FDA) dan British Nutrition Foundation (BNF) mempersoalkannya kembali. Data menunjukkan, tingginya konsumsi lemak trans pada penduduk di kedua negara tersebut.

Karena itu, US-FDA berencana menerbitkan peraturan final yang mewajibkan perusahaan yang bergerak dalam industri pangan, untuk mencantumkan kandungan lemak trans pada label makanan yang diproduksi secara massal. Ketentuan pencantuman label ini, merupakan upaya untuk melindungi masyarakat konsumen dari mengonsumsi TFA secara berlebihan.


Terbitnya peraturan tersebut, dipicu oleh berbagai hasil studi yang menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi TFA (lemak trans) dengan peningkatan kolesterol darah. Membatasi konsumsi lemak trans, merupakan anjuran berbagai departemen kesehatan di sebagian besar negara maju, khususnya AS dan Inggris.

Lalu, apakah masyarakat Indonesia sudah perlu membatasi konsumsi TFA? Pertanyaan ini masih sulit dijawab. Masalah penyakit jantung koroner (PJK) sebetulnya bukan hanya didominasi negara maju. Di Indonesia, sekarang ini PJK telah menjadi pembunuh nomor dua, atau mungkin sudah nomor satu, yang sebelumnya hanya menjadi peringkat ketiga atau kelima.

PJK banyak diderita oleh golongan usia muda, yang masih sangat produktif dan dikenal sebagai eksekutif muda berusia antara 30-40 tahun. Tidak pernah dibayangkan sebelumnya bahwa hipertensi, stroke, dan PJK dapat menyerang pada saat usia belum genap 40 tahun. Hal ini pada beberapa waktu lalu tidak pernah terjadi.

Penyakit ini, tidak hanya menimpa kalangan menengah ke atas saja, namun semua kalangan, tak kenal kaya atau miskin. Salah satu pemicunya adalah konsumsi lemak yang tinggi, khususnya lemak jenuh dan lemak dalam bentuk isomer trans.

Beberapa hasil penemuan terbaru secara lebih rinci menunjukkan, bahwa konsumsi lemak trans yang tinggi secara spesifik dapat meningkatkan kandungan kolesterol LDL (kolesterol jahat). Sebaliknya, dalam kandungan kolesterol HDL (kolesterol baik) terjadi penurunan secara bermakna.

Keadaan ini sangat tidak menguntungkan. Sebab, kolesterol HDL sangat berguna dalam menetralkan atau memusnahkan LDL agar tetap terjaga rasio kandungan kolesterol total yang harmonis.

Ada fakta lain yang lebih serius membuktikan, bahwa lemak trans tersebut mengganggu konversi asam lemak esensial linoleat menjadi arakidonat dalam sintesa lemak tubuh. Secara keseluruhan, hal ini akan mengganggu sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme lemak. Terganggunya sistem enzimatik, akan berpengaruh juga dalam perkembangan sistem saraf. Sebab, sel saraf sangat membutuhkan jenis asam lemak esensial ini. (to/kmp/eramuslim)

INDAHNYA BERJALAN KAKI


Jalan kaki, cara mudah untuk sehat. Begitu bunyi baliho yang terpampang hampir di seluruh pusat-pusat perkantoran New York, Amerika, menyindir para karyawan yang lebih suka naik taksi ketimbang jalan kaki untuk menghabiskan makan siang mereka.

Memang begitulah tipikal penghuni kota besar, alasan panas, debu dan keamanan membuat mereka lebih memilih berkendaraan ketimbang berjalan kaki. Bahkan ketika makan siang tiba, penghuni gedung bertingkat berbondong-bondong memberhentikan taksi, meskipun jarak tempat makan tidak terlalu jauh.

Padahal, para ahli mengingatkan bahwa Amerika telah membangun komunitas yang menyulitkan masyrakatnya untuk melakukan aktivitas fisik. Hal ini juga terjadi di negara-negara Asia. Perubahan lingkungan dan perilaku yang sangat kecil pun bisa menimbulkan perbedaan yang besar.

Aktivitas fisik seringkali dianggap sebagai masalah individual. Padahal menurut para ilmuwan yang mempelajari olahraga dalam kaitannya dengan lingkungan, aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari memiliki dimensi yang lebih luas.

"Kondisi lingkungan sekitar yang terbentuk menyebabkan kita sulit untuk melakukan aktivitas. Pekerjaan dan sarana transportasi menyebabkan aktivitas fisik semakin berkurang. Pembangunan jalan dan prasaranya dirancang untuk kendaraan dalam hal ini mobil, bukan untuk pejalan kaki ataupun sepeda," demikian ungkap James Sallis, Ph.D dari San Diego State University.

Bahkan di perumahan, taman bermain atau pedestrian pun bukan menjadi perhatian utama. Alhasil, bagi penghuni perumahan, tidak ada tempat untuk berolahraga atau rekerasi. Padahal, sesungguhnya masyarakat menginginkan lingkungan tempat tinggal dan taman yang memberikan akses yang lebih banyak untuk berjalan kaki dan bersepeda.

Tetapi tata kota dan kepentingan bisnis lebih mengutamakan pembangunan jalan-jalan raya. Akibatnya masyarakat yang tinggal di pinggiran kota lebih memilih mengendarai mobil. Turun dari kendaraan, disambut oleh sejuknya ruang kantor. Jalan kaki semakin jarang dilakukan, berat badan semakin bertambah dan tekanan darah pun semakin tinggi. Jalan kaki yang merupakan olahraga temrurah dan termudah pun tak dapat dilakukan oleh masyarakat.

Selain menurunkan berat badan, olahraga juga menyebabkan berkurangnya risiko kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) dan tekanan darah tinggi, memberikan efek positif terhadap sistem kekebalan dan mengurangi risiko kanker. Keuntungan lain berolahraga adalah memperkuat jantung, meningkatkan fungsi paru-paru, meningkatkan kemampuan darah dalam mengangkut dan mengedarkan oksigen, memperkuat otot dan memperbaiki pergerakan sendi.

Olahraga juga dapat memperbaiki suasana hati dan bahkan mampu mengatasi depresi ringan sampai sedang. Dan yang pasti, jika Anda aktif maka risiko untuk mengalami stroke adalah sangat rendah. Tidak ada kata terlambat untuk berolahraga. Pada usia berapapun suatu program olahraga mulai dilakukan, pasti akan meningkatkan derajat kesehatan anda. Aktivitas fisik juga membantu para lansia tetap aktif lebih lama. Jika anda rutin berjalan kaki selama 3-4 jam seminggu maka risiko kematian, apapun penyebabnya akan turun hingga 54 persen.

Semua manfaat yang disebutkan di atas akan segera sirna jika anda berhenti berolahraga, Pada tahun 1995, The Centers for Disease Control and Prevention dan The American College of Sport Medicine telah menetapkan aktivitas fisik standar, yang menganjurkan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang, minimal selama 30 menit perhari, 4-5 kali seminggu. Dari tahun 1970 sampai 1990, olahraga standar dibuat berdasarkan model atletik, tetapi saat ini sudah dibuat berdasarkan model kesehatan.

Sebuah penelitian dilakukan untuk menilai berbagai kombinasi antara intensitas dan lamanya olahraga, digabungkan dengan pengurangan kalori sebanyak 30 persen. Berat ringannya olahraga yang dilakukan ternyata tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap penurunan berat badan. Yang lebih berpengaruh adalah lamanya waktu berolahraga. Wanita yang melakukan olahraga selama 150 menit seminggu mengalami penurunan brat badan sebanyak 4,7 persen, sedangkan wanita yang melakukan olahraga selama 200 menit atau lebih, mengalami penurunan berat badan sampai 13,6 persen.

Para ahli menyatakan, kini anak-anak banyak yang mengalami kegemukan karena mereka mengonsumsi makanan tinggi kalori dan menjalani gaya hidup 'malas' karena tidak banyak bergerak dan terlalu banyak menghabiskan waktu di depan televisi maupun komputer.

Hampir semua jenis aktivitas fisik dapat meningkatkan sistem kardiovaskular dan kesehatan secara menyeluruh. Anda bisa memilih berjalan kaki, berkebun, renang, lompat tali atau bersepeda. Mulai secara perlahan dan jangan pula terlalu ngoyo menjalaninya, adalah cara yang baik untuk mengawali suatu program olahraga. Yang penting adalah kontinuitas, karena lebih baik melakukan sesuatu yang kecil secara rutin dan terus menerus daripada sama sekali tidak melakukan apa-apa.

Seandainya saja dinas tata kota di kota-kota besar lebih memperhatikan kepentingan warganya, sedikit perubahan dalam penataan kota akan sangat membantu agar warganya dapat melakukan olahraga murah meriah, yaitu berjalan kaki. Trotoar yang terpelihara baik, jembatan penyebrangan yang aman, pohon-pohon rindang dan perumahan yang nyaman, perkantoran dan pertokoan adalah beberapa perubahan yang dapat dilakukan oleh pemerintah setempat agar warganya memiliki peluang yang lebih banyak untuk berolahraga.

Fakta membuktikan bahwa :
  1. 72 persen wanita dan 64 persen pria tidak melakukan aktivtias fisik secara teratur.
  2. Latihan kekuatan termasuk mengangkat beban atau senam akan meningkatkan kekuatan otot, daya tahan dan kepadatan tulang.
  3. Olahraga 30 menit per hari bisa menurunkan risiko terjadinya penyakit menahun, termasuk kanker payudara. Jika dibarengi dengan pengaturan diet yang tepat, hal tersebut juga bisa membantu menurunkan berat badan.
  4. Aktivitas fisik sesungguhnya sangat bermanfaat bagi usia lanjut, tetapi 2/3 dari usia lanjut tidak melakukannya.
  5. Buruknya kebugaran pada masa muda menyebabkan meningkatnya risiko diabetes,hipertensi dan sindroma metabolik sebanyak dua kali lipat.
  6. Menambah aktivitas fisik sampai beberapa ja setiap minggu menyebabkan berkurangnya risiko kanker payudara pada wanita paska menopause. Meluangkan waktu lebih banyak untuk berolahraga, meskipun yang ringan-ringan saja, akan mendatangkan manfaat yang sangat menguntungkan.
  7. Studi yang dilakukan selama 20 tahun menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan pengaturan diet, maka peningkatan aktivitas fisik lebih bermanfaat dalam mencegah penyakit kardiovaskular.
  8. Latihan olahraga berpotensi mencegah atau memperbaiki tulang keropos pada wanita paska menopause sebanyak satu persen per tahun. (to/ht/eramuslim)

STRESS MENYEBABKAN OTAK MENGECIL


Hidup dalam keadaan stres ternyata tidak hanya bisa mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat karena otak mengecil, tapi juga membuat daya tahan tubuh semakin buruk dan memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa hormon stres seperti kortisol, akan meningkatkan resiko untuk menderita hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya. Ternyata bukan itu saja, penelitian terbaru yang dilaporkan dalam Jurnal Psychoneuroendocrinology, mengatakan bahwa hormon stres juga akan membuat otak mengecil. Hormon stres yang tinggi akan membuat daya ingat menurun dan hippokampus (bagian di otak) akan mengecil. Hippokampus ini merupakan bagian otak yang berfungsi dalam proses belajar dan daya ingat.

Penelitian yang dilakukan hingga 6 tahun ini, mengukur kadar kortisol dalam sekelompok orang dewasa. Ditemukan, orang yang mempunyai kadar kortisol yang tinggi secara terus menerus akan mempunyai test daya ingat yang lebih buruk dengan dengan orang yang mempunyai kadar kortisol rendah hingga sedang. Selain itu, paparan yang lama terhadap kadar kortisol yang tinggi akan membuat daerah hippokampus di otak, mengecil sebanyak 14%. Mungkin ini dapat menjelaskan mengapa pada beberapa orangtua menunjukkan daya ingat maupun kemampuan berpikir yang buruk, sedang orangtua lainnya menunjukkan sebaliknya.

Bagaimana pengaruh kortisol terhadap anak-anak? Peneliti menemukan, peningkatan kortisol secara temporer mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat, tapi ini hanya terjadi secara temporer pula. Penelitian lain menunjukkan bahwa anak dan remaja yang berasal dari golongan sosial ekonomi lemah menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang lebih mampu. Ini menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi fungsi otak, tanpa melihat pada usia. Dan stres dapat terjadi pada semua kelompok usia yang akan mempengaruhi fisik maupun mental penderitanya. Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti dari Australia membuktikan bahwa ada kaitan ilmiah antara tekanan emosional dan sakit. Mulai dari masuk angin biasa hingga kanker. Kelompok peneliti dari Gervan Institute, Sydney, pekan lalu, mengumumkan mereka menemukan hormon yang dilepaskan ke tubuh saat orang dilanda stres, yakni neuropeptide Y (NPY) merongrong sistem kekebalan tubuh. Sehingga, membuat anda jatuh sakit.

"Sampai kini ada bukti kuat kaitan antara otak dan sistem kekebalan. Namun pada saat ini kita telah mendapatkan koneksi itu, Saat stres, saraf melepaskan banyak NPY. Hormon itu masuk ke aliran darah, tempat hormon tersebut menghuni sel-sel dalam sistem kekebalan dan membinasakan patogen dalam tubuh. Bahwa stres membuat anda sakit kini bukan lagi suatu mitos. Itu kenyataan dan kita perlu menghadapinya dengan serius." ujar Fabienne Mackay Peneliti dari Australia

Penemuan kelompok itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine edisi Senin. Para peneliti mengemukakan mereka berharap karya mereka akan menghasilkan dua jenis intervensi terapeutik. Herbert Heerzog salah satu ilmuwan lainnya, mengemukakan neuropeptide Y telah diketahui akan mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung. Namun temuan dampak hormon itu pada sistem kekebalan telah membuka pintu baru untuk mengatasi berbagai penyakit.

"Stres membuat anda lebih rentan saat anda, misalnya terkena flu, dan bahkan dalam situasi yang lebih serius, seperti kanker. Hormon itu dapat membuat sakit menjadi lebih parah dalam situasi ini," kata dia kepada Radio ABC.


Penyakit lain yang memiliki kaitan dengan stres antara lain rhematoid arthritis, multiple scelerois, penyakit Crohn, diabates tipe 1 serta lupus. Mackay menjelaskan, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan obat guna menghadapi pengaruh NPY. Solusi terbaik untuk jangka pendek adalah memerangi stres mereka. "Hal terbaik yang dilakukan adalah menghilangkan stres dari kehidupan kita dengan cara mengorganisasi kembali cara hidup kita. Mengubah gaya hidup kita dan menggunakan berbagai cara, seperti yoga dan relaksasi, semampu kita," katanya. (eramuslim)

TETAP BUGAR MESKI PUASA


Ramadhan telah tiba. Bagi mereka yang sudah terbiasa berolahraga tentu ingin berlatih dengan tetap menjalankan ibadan puasa. Namun, ada beberapa petunjuk yang dilakukan agar mendapatkan hasil maksimal. Mereka yang selalu berlatih pada pagi hari, tentu saja tidak dapat berolahraga seperti biasa. Sebab, harus minum setiap selesai berolahraga. Menjadi keharusan bagi mereka yang berolahraga untuk segera minum sehabis melakukan latihan. 

Hal ini bermanfaat untuk menggantikan cairan yang terbuang dari badan, biasanya berupa keringat. Minuman tersebut juga berfungsi untuk menurunkan suhu badan yang meningkat karena kita melakukan aktivitas fisik. Minuman yang diasup sehabis berlatih haruslah dingin, tapi bukan minum es, apalagi minuman panas. 

Sangatlah keliru jika mengasup minuman panas sehabis latihan karena fungsinya untuk menurunkan suhu badan tidak terwujud, malah bisa menganggu metabolisme tubuh yang akhirnya mengganggu kesehatan. Mereka yang selalu berlatih pada siang hari juga tidak dapat berolahraga sebagaimana biasanya. Sebab, mereka tidak bisa segera minum setelah selesai latihan.

Dapatkah latihan dilakukan setelah berbuka puasa? 

Jika ingin berlatih setelah buka puasa, anda harus menunggu sekitar dua jam setelah mengasup makanan terakhir. Sebab, pada saat lambung terisi makanan, sebagian besar darah harus dialirkan ke bagian tubuh sedangkan jika berolahraga, sebagian besar darah harus dialirkan ke otot-otot. Latihan yang dilakukan dua jam setelah buka puasa akan mengganggu jadwal salat tarawih, yang biasanya dilakukan pada saat tersebut.

Lalu, bagaimana kalau dilakukan setelah salat tarawih?

Olahraga yang dilakukan sesudah salat tarawih jelas akan mengganggu tidur malam Anda. Sebab, olahraga sebaiknya sudah selesai dilakukan tiga jam menjelang waktu tidur. Padahal, anda perlu segera tidur untuk bangun pada dinihari buat makan sahur.

Dapatkah berolahraga sebelum makan sahur?

Sebaiknya jangan karena pada saat itu, di udara masih banyak CO2 yang dikeluarkan oleh tumbuh-tumbuhan. Anda juga tidak bisa berlatih setelah sahur. Sebab, paling tidak anda harus menunggu sekitar dua jam untuk berolahraga setelah makan. Seusai latihan pun anda sudah tidak bisa segera minum untuk mengganti cairan yang keluar karena sudah melewati waktu imsak.

Bagaimana kalau latihan olahraga dilakukan pada sore hari?

Latihan pada sore hari, menjelang waktu berbuka puasa, dapat dilakukan. Setelah selesai latihan, anda dapat langsung minum. Tentu saja waktunya disesuaikan, sehingga latihan selesai tepat pada saat berbuka puasa. Olahraga yang dilakukan oleh mereka yang sedang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan pada dasarnya tidak untuk meningkatkan kebugaran yang dimiliki. Latihan ini sekadar untuk mempertahankan tingkat kebugaran yang telah ada.

Dengan lain perkataan, latihan olahraga di bulan puasa akan membuat anda tetap bugar dan tidak loyo. Sebab, tingkat kebugaran mereka sudah biasa berlatih akan turun bila tidak melakukan kegiatan itu selama satu bulan.

Sebaiknya intensitas atau kerasnya latihan dikurangi karena olahraga pada bulan Ramadhan sekadar untuk mempertahankan tingkat kebugaran yang telah dimiliki. Misalnya, intensitas dan waktu latihan dikurangi setengah, begitu pula frekuensi latihan per minggu. Namun, keadaan ini jelas tidak sama buat orang. Bisa saja pada minggu pertama puasa masih merasa lemas, sehingga tidak mampu melakukan latihan. Sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahan tubuh anda sendiri. Yang paling penting, anda jangan memaksakan diri berolahraga ketika tubuh merasa lemas.

Bagi penderita diabetes alias kencing manis, waktu untuk melakukan latihan olahraga juga sama seperti uraian di atas. Begitu juga prinsip-prinsip latihan selama bulan puasa. Waktu mengasup obat-obatan juga perlu disesuaikan. Obat-obatan yang harus diasup pada pagi hari, diganti waktunya, diminum pada sore hari. Selamat menjalankan ibadah puasa. (to/snr/eramuslim)

CARA LAIN MENGATASI KEGEMUKAN


Masalah kegemukan atau obesitas terus menjadi bahan kajian ilmiah. Tapi, ada makanan tradisonil yang mampu menurunkan berat badan dengan cepat dan tanpa efek sampingan sampingan. Yaitu, touchi.

Bermula dari temuan seorang ahli gizi yang meneliti sejenis protein dari kacang-kacangan. Protein itu telah berhasil diisolasi dan diberi nama phaseolamin. Protein ini diketahui mampu mengikat dan menghambat kerja enzim amilase sehingga pemecahan pati (karbohidrat) menjadi komponen yang lebih kecil dapat ditekan. Temuan penting ini menjadi perhatian ahli gizi, terutama dikaitkan dengan dampaknya terhadap kesehatan bagi yang mengkonsumsinya.

Dalam Journal of Nutrition (2001) peneliti Jepang tertarik untuk mengamati touchi, yaitu makanan tradisional yang telah dikonsumsi sejak lama oleh masyarakat China. Touchi dibuat dari kedelai yang difermentasi dengan mikro-organisme Aspergillus sp. Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa touchi mampu menghambat kerja enzim glukosidase. Enzim ini bertanggung jawab dalam pemecahan glukosa pada tahap akhir di usus halus.

Ketika seseorang mengkonsumsi pangan sumber karbohidrat seperti nasi, jagung, umbi-umbian, dan sagu, maka proses pencernaannya diawali di mulut. Air liur atau Saliva adalah enzim pertama di mulut yang memulai kerjanya memecah karbohidrat. Enzim berikutnya yang membantu adalah amilase yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas.

Hasil dari kerja enzim ini terbentuklah karbohidrat yang lebih sederhana, yaitu oligosakarida dan disakarida. Maltosa dan sukrosa (disakarida) akan memasuki saluran cerna berikutnya dan dipecah oleh enzim glukosidase menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa) untuk kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Dengan kemampuannya menghambat aktivitas glukosidae, maka ekstrak touchi akan mengurangi laju pencernaan dan penyerapan maltosa dan sukrosa di usus halus sehingga glukosa darah dan insulin juga tak bakal melonjak tinggi. Mekanisme kontrol terhadap gula darah sebagaimana ditunjukkan oleh ekstrak touchi ini telah dibuktikan pada hewan percobaan maupun pada manusia, dan menjadi salah satu alternatif dari upaya terapeutik bagi orang-orang dengan kadar gula abnormal.

Kombinasi ekstrak dari kidney beans dan kedelai akan menghasilkan carbohydrate blocker yang lebih efisien karena komponen ini melakukan penghambatan pemecahan karbohidrat pada dua fase, yaitu fase pemecahan polisakarida menjadi disakarida dan fase disakarida menjadi monosakarida. Dengan mengurangi laju pemecahan karbohidrat, maka seseorang akan lebih lama merasa kenyang dan tidak tergoda untuk makan atau ngemil dalam rentang waktu yang pendek.

Kemampuan carbohydrate blocker untuk mencegah naiknya kadar insulin dapat berdampak positif bagi kesehatan. Sebagaimana diketahui bahwa deposisi lemak tubuh lebih mudah terjadi dengan adanya insulin. Insulin sesungguhnya juga akan mengurangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme lemak sehingga lemak menjadi kurang tercerna dengan baik. Istilah carbohydrate blocker mungkin agak membingungkan. Kalau benar sifatnya memblokir (blocking), tubuh akan kekurangan karbohidrat sebagai salah satu gizi penting penghasil energi. Namun, bila kenyataannya hanya menurunkan laju pencernaan karbohidrat, hal ini yang mungkin diinginkan bagi orang-orang tertentu seperti penderita obesitas.

Dalam uji coba laboratorium diketahui bahwa carbohydrate blocker ada yang mampu mencegah pemecahan kabohidrat senilai 1.600 kalori. Dalam tubuh manusia yang sistem kerjanya lebih kompleks diperkirakan karbohidrat akan dihambat pemecahannya hanya sebesar 500 kalori.

Sistem pencernaan dalam tubuh manusia melibatkan unsur yang beraneka ragam, seperti enzim-enzim pemecah karbohidrat, lemak maupun protein. Selain itu, orang biasanya mengkonsumsi lebih dari satu jenis makanan dan bukan hanya karbohidrat. Sekali makan, seseorang memasukan bermacam-macam gizi maupun non gizi ke dalam tubuh termasuk serat.

Bagi orang-orang yang sedang mengikuti pengobatan dengan insulin hendaknya tidak mengkonsumsi carbohydrate blocker karena akan mengurangi efektivitas pengobatan yang sedang dijalankan. Carbohydrate blocker bertindak seperti senyawa antihiperglisemik.

Pada orang yang sehat pemecahan karbohidrat dapat berjalan dengan normal dan efisien sampai diperoleh hasil akhir, yakni monosakarida yang kemudian diserap di usus halus. Keseimbangan konsumsi sehari-hari akan menyebabkan karbohidrat yang telah dipecah ini dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber energi tubuh.

Namun, sebagian orang terkadang mengkonsumsi karbohidrat terlalu banyak dan ini dijadikan sebagai pola makan sehari-hari. Pada akhirnya orang-orang yang biasa makan banyak ini ibarat menabung kalori yang kemudian dikonversi dalam bentuk perlemakan tubuh dan muncullah masalah kegemukan.

Di zaman modern ini, selera makan semakin dimanjakan. Tanpa pemahaman yang baik tentang pola makan seimbang, maka makanan akan menjadi pemicu kegemukan dan mendorong munculnya berbagai penyakit.

Di negara-negara yang sudah makmur, pola makan tak seimbang dicirikan terutama oleh kontribusi lemak dan gula yang tinggi. Lemak umumnya diperoleh dari pangan hewani dan produk turunannya yang secara relatif dianggap murah bagi mereka yang hidup berkecukupan. Pangan tinggi gula (yang sekaligus tinggi kalori) diperoleh dan dikonsumsi dalam bentuk biskuit, cokelat, es krim, dan produk snack lainnya.

Amerika adalah negara dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sangat baik. Konsumsi makanan mereka umumnya telah memenuhi bahkan melebihi standar gizi. Itu sebabnya populasi orang gemuk kini merebak di Amerika.

Orang Amerika mengkonsumsi produk pangan hewani dalam jumlah besar. Mereka bisa minum susu setiap hari, makan telur 314 butir setiap tahun (catatan: orang Indonesia hanya makan telur 50 butir setahun), dan banyak makan daging. Kita dengan mudah menjumpai restoran steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak di setiap kota di Amerika. Porsi steak umumnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan akan protein hewani menurut kaidah gizi.

Bagi orang Amerika, kegemukan saat ini sudah menjadi masalah serius. Banyak kematian yang menimpa orang Amerika terkait dengan masalah berat badan. Saat ini 50 persen orang dewasa di Amerika tergolong dalam kategori overweight/obes.

Kalau dicermati secara lebih teliti, masyarakat Amerika yang mengalami kegemukan saat ini berjumlah dua kali lipat dibandingkan pada tahun 1960-an. Bahkan, di salah satu negara bagian sudah ada upaya untuk menambah ukuran peti mati karena peti mati normal sudah tidak lagi mampu memuat jenazah orang Amerika yang semakin gemuk.

Kita yang hidup di negara sedang berkembang dan sedang dalam perjalanan untuk menjadi negara yang semakin makmur hendaknya bercermin dari kesalahan yang dibuat oleh masyarakat di negara maju dalam hal pola makan. Pemahaman tentang gizi seimbang disertai dengan aktivitas fisik yang memadai akan menjadi kunci untuk menjadi bangsa yang sehat.

Kegemukan bukan hanya masalah estetika, tetapi telah menjelma menjadi masalah kesehatan yang serius dan berakibat fatal apabila tidak dihindari. (to/kmp/eramuslim)